tata lampu
Tata Lampu
(Diakses pada tanggal 6
Oktober 2012)
Website: http://gitadanceq.blogspot.com/2012/01/tata-lampu.html
Materi pertunjukan
seperti seni tari, seni musik, seni drama, seni film merupakan proyeksi
dari hidup dan kehidupan manusia, tidak lepas pula dari masalah pencahayaan.
Sejak zaman primitif kehidupan di dunia membutuhkan pencahayaan terutama
matahari di siang hari, dan api di malam hari.
Orang hidup
memiliki sikap budaya yang selalu berkembang, kebutuhan terhadap pencahayaanpun
berkembang tidak hanya sekedar untuk kegiatan manusia dalam kehidupan
sehari-hari saja, melainkan berkembang sebagai alat penerangan dalam
melaksanakan upacara ritual dan akhirnya digunakan sebagai sumber penerangan
dalam pertunjukan.
Pencahayaan seni
pertunjukan berasal dari dua sumber yang berbeda yaitu, berasal dari
Tuhan atau alam dan berasal dari buatan manusia. Pencahayaan yang berasal dari
alam andalah sinar matahari, bulan, dan bintang. Pencahayaan buatan
manusia misalnya api unggun, obor, lilin, petromaks, dan listrik.
Namun tidak seluruhnya dapat diproyeksikan dalam pentas/pertunjukan.
A. Pengertian Tata lampu
Tata lampu adalah
segala perlengkapan perlampuan baik tradisional maupun modern yang digunakan
untuk keperluan penerangan dan penyinaran dalam seni pertunjukan.
B. Tujuan dan
Fungsi Tata lampu
1.
Menerangi
Lampu
digunakan sekedar untuk memberi terang, melenyapkan gelap. Penerangan ini
bersifat penerangan umum yang dapat menerangi seluruh bagian pentas dengan rata
(General Illumination/General Light). Seluruh pentas atau property
yang ada di pentas diterangi secara merata dengan lampu berwarna putih, merah,
biru, hijau, kuning, atau violet. Misalnya: untuk adegan di hutan digunakan
penerangan berwarna hijau dan untuk adegan di medan perang digunakan lampu
berwarna merah.
2. Menyinari
Tata lampu bertujuan
untuk menyinari daerah permainan atau suatu objek tertentu sehingga
dapat menimbulkan efek dramatik. Penyinaran ini merupakan jenis penerangan yang
bersifat khusus (Specicific Illumination/ Spot Light). Dengan penerangan
ini suatu daerah atau objek tertentu akan nampak lebih dominan sehingga situasi
dramatis akan lebih kuat.
Misalnya: untuk adegan dua pemain di tengah hutan,
maka lampu yang berfungsi menyinari difokuskan pada panggung yang ditempati dua
pemain, sedangkan bagian panggung yang lain secara merata diterangi oleh general
light berwarna hijau.
C. Perlengkapan Tata lampu
Teater yang bermateri pokok manusia, pada mulanya sangat erat kaitannya dengan
sifat religius. Tidaklah mengherankan apabila pada mulanya teater lebih banyak
dipentaskan pada siang hari. Namun pekembangan situasi membawa manusia ke arah yang
lebih dinamis dan kreatif. Dinamika dan kreatifitas manusia menimbulkan
penemuan baru, dan makin lama makin berkembang sehingga makin sempurna.
Dari perapian meningkat pada penggunaan lampu minyak sampai akhirnya
memanfaatkan tenaga elektronik, kesemuanya itu juga merupakan perkembangan tata
lampu dalam teater.
Konstruksi teater
tradisional yang bersifat spesifik (Pendopo, Bale, Banjar, Rumah Gadang)
ternyata masih besar pengaruhnya terhadap nilai ritual dan keagungan
teater tradisional.
Demikian pula sebenarnya bila kita resapi dalam tata lampu untuk teater
tradisional. Lidah api yang bergerak-gerak terkena hembusan angin (Blencong)
ternyata mampu memberi nafas kehidupan kepad benda (wayang kulit). Ilusi kita
ternyata terhanyut mengikuti gerak semu benda tersebut yang diakibatkan oleh
gerakan lidah api.
Tata lampu Pendopo ternyata membawa keagungan tersendiri yang bersifat
karakteristik dan dapat memberikan efek spiritual magis. Oleh karena
itulah maka tidak semua bentuk teater dapat menerapkan teknik lighting
modern.
D. Macam-macam Lampu
1. 1.Lampu
tradisional
Lampu tradisional adalah semua lampu yang memiliki
sumber cahaya yang dapat digunakan dan dimanfaatkan untuk kepentingan
pertunjukan atau pergelaran seni. Lampu ini memiliki bentuk yang sederhana dan
dibuat secara turun temurun dan merupakan warisan budaya nenek moyang kita.
Sebagai contoh bentuk lampu yang dapat digunakan mulai dari api unggun,
blencong, obor dari bambu, oncor dari kaleng bekas, dari botol-botol bekas,
lampu teplok, lampu gantung, sampai dengan petromaks.
Lampu tradisional memiliki kelebihan dan kekurangan
apabila dipergunakan dalam pertunjukan. Kelebihan dalam lampu tradisional,
barang atau bahan mudah ditemukan/diperoleh, harga murah, bentuk sederhana,
tidak memerlukan belajar di sekolah, serta memiliki nilai artistik yang
tinggi dan membantu suasana pertunjukan. Kekurangannya antara lain, apabila
bahan bakar habis segera diganti atau ditambah, membuat polusi udara, asap
maupun langes membuat wajah menjadi kotor/hitam, warna cahaya satu warna
dan tidak berubah, intensitas cahaya kecil, sinar menyorot ke pemain hanya satu
arah.
2. Lampu Non Tradisional (Modern)
Lampu non tradisional atau modern adalah lampu yang dihasilkan oleh manusia
melalui pengembangan IPTEKS dengan menggunakan listrik sebagai bahan dasar
utamanya. Dengan kemajuan IPTEKS dan berkembangnya seni
pertunjukan, maka kedua belah pihak saling membutuhkan, sehingga instrumen lighting
di zaman sekarang ini telah canggih dan siap mendukung segala macam kebututuhan
pertunjukan.
Ada beberapa macam bentuk lighting modern.
A.. Strip Light
1 Open System
Deretan lampu yang berada dalam kotak panjang tanpa sekat, jenis ini dipasang
pada Apron, untuk lampu kaki (Foot Light)). Di
samping berfungsi sebagai penerangan umum juga dapat untuk menetralkan sinar
dari atas.
2 Compartment System
Deretan lampu dalam kotak panjang yang bersekat. Di
dalam kesatuannya, deret lampu ini dapat dibagi menjadi beberapa kelompok
warna. Lampu ini dipasang di daerah Border sebagai Border Light.
B. Spot Light
Sumber sinar berkekuatan besar, sinar yang dipantulkan oleh reflector dibiaskan
oleh lensa dan biasannya sesuai dengan jenis lensanya. Ada berbagai macam lampu
khusus atau Spot Light
1.Fresnell Spot light
Fresnell adalah
lampu spot yang menggunakan reflector spherical dan lensa patent
fresnell yang memiliki cahaya menyatu tidak tajam (lembut).
2.Plano Convex Spot Light
Lampu spot ini menggunakan reflector ellipsoidal
dan lensa plano-konvex yang memiliki cahaya menyatu tajam. Lampu lensa
dengan berbagai ukuran 5-8 dengan kekuatan antara 250 watt sampai 3000
watt.
3. Ellipsoidal Spot Light
Lampu lensa berukuran 3- 12 dengan kekuatan antara
250 watt sampai 3000 watt.
4.Follow spot
light
Follow spot
adalah lampu yang memiliki intensitas atau berkekuatan besar dan voltase/tegangan
tinggi. Sinar dapat dipergunakan untuk mengikuti pemain berpindah atau bergerak
untuk berganti posisi. Intensitas lampu follow minimal 1000 watt dan
maximal 2500 watt.
5 Flood Light
Flood light adalah
lampu yang mempunyai kekuatan yang besar tanpa lensa. Apa yang ditaruh di bawah
dipancangkan pada suatu standar untuk menerangi jalan-jalan keluar masuk, drop,
cyclorama, dan sebagainya. Ada yang digantungkan untuk menerangi daerah
permainan, sebuah backdrop, sebuah cyclorama.
E. Pengaturan Lampu
Di
dalam Stage Lighting terdapat dua permasalahan (1) masalah
fisikal yaitu lighting unit yang dipergunakan serta penempatannya. (2) masalah
mekanikal yaitu proses kerja lighting. Menata sinar tidak
jauh bedanya dengan melukis di atas kanvas. Pengetahuan tentang sifat warna
dapat membantu konsep lighting. Dengan penempatan lampu secara cermat,
maka pelukisan situasi dramatis lewat warna dapat lebih mantap sehingga
komunikasi akan lebih lancar.
Hal-hal yang perlu mendapatkan
perhatian adalah:
1) Tujuan lighting
harus tercapai sesuai dengan rencananya dalam menyinari pentas dan aktor
sehingga hidup.
2) Pelukisan situasi secara logis.
3) Keseimbangan tata warna di dalam lukisan
sinar.
4) Perubahan kombinasi warna yang tepat dan cermat.
5) Oleh karena itu tata lampu bukan hanya sekedar
menerangi, maka harus pula disesuaikan dengan situasi dan kondisi pentas
beserta perlengkapannya.
F. Alat Pengaturan Penyinaran:
1. Master Switch : sumber pengendali utama terhadap keselamatan
kerja lighting.
2. Switch : tombol penyambung
dan pemutus aliran.
3. Switch Board : papan untuk menempatkan tombol-tombol.
4. Dimmer : pengatur redup
terangnya sinar.
G. Bentuk
Penyinaran
1) Penyinaran primer, merupakan penyinaran yang
langsung menuju pada satu daerah atau objek. Penyinaran ini akan menimbulkan
bayangan.
2) Penyinaran sekunder, merupakan penyinaran untuk
menetralisir bayangan. Perpaduan antara penyinaran primer dengan penyinaran
sekunder akan dapat menghasilkan efek tiga dimensi dalam tata lampu. Maka lampu
sekunder ditaruh berlawanan dengan lampu primer untuk menciptakan efek sinar
yang tidak dimensional, caranya menggabungkan lampu primer dan lampu sekunder
sehingga masing-masing sinar saling bersilangan.
3) Penyinaran latar belakang, khusus untuk
menerangi Cyclorama.
4) Penghidup dekor, untuk membuat serta menghidupkan
dekorasi. Dengan menggunakan spot kita dapat membuat dekorasi kebakaran,
kilat, gelombang laut. Suasana pagi, siang, malam, dapat pula kita hadirkan
dengan lighting.
5) Penghidup permainan, merupakan penyinaran yang
langsung diarahkan pada aktor (dengan Follow Spot). Pada saat penyinaran
di sekitar objeknya dibuat redup atau agak gelap.
6) Variasi penyinaran, dihasilkan dengan menggunakan
alat pembentuk sinar yang disebut Shooter dan Gelatin. Gelatin
dan Shooter ini dipasang di depan lensa.
7) Sistem dua penyinaran (Two
Way System) merupakan Non Proscenium Lighting.
8) Sistem tiga penyinaran (Three Way System)
juga merupakan bentuk penyinaran Non Proscenium Lighting.
9) Lighting Plot merupakan konsep pengaturan
perlampuan yang dijadikan pedoman dalam menempatkan lampu-lampu pentas. Hal ini
diperlukan agar lebih mudah dalam penanganan atau pengoperasionalan alat
tersebut. Koreografer atau sutradara akan lebih cepat membuat formasi atau
komposisi bagi para pemain untuk menyesuaikan tempat atau daerah yang tepat ada
cahaya atau sinar lighting. Di samping lighting plot masih ada
lagi yaitu scriptlighting atau catatan lampu yang harus dibuat oleh
koreografer atau lighting designer.
H. Proses Penyinaran
1) .Pembagian 6 daerah permaian
Suatu
adegan yang dititikberatkan pada daerah permainan tertentu perlu disoroti
dengan Baby Spot yang khusus untuk daerah tersebut. Daerah khusus ini
dapat diperluas menjadi satu ruangan pentas penuh. Agar supaya seluruh pentas
tersebut dapat memberi kesan bahwa sebenarnya adalah daerah khusus yang
diperluas, maka penyinaran Baby Spot tadi secara lembut diganti menjadi
penyinaran warna yang sama dengan menggunakan kombinasi Border Light dan
Foot Light.
Pada
sustu saat sutradara menghendaki penonjolan pada tokoh atau bagian dari adegan
tertentu atas dasar interpretasinya terhadap nafas lakon. Untuk keperluan ini
maka penyinaran Border dan Foot diredupkan, kemudian tokoh atau
daerah tertentu tersebut disoroti dengan Spot light. Apabila penonjolan
tadi lebih dititikberatkan pada tokoh, baik dalam keadaandiam maupun bergerak,
maka tokoh tersebut kita ikuti dengan sorotan Follow Spot.
2). Pembagian sembilan (9) daerah
permainan
Proses
penyinaran bagi pentas dibagi menjadi 9 daerah permaian pada pentas
dengan 6 ruangan. Untuk membentuk pentas ini mengadi 9 daerah permainan, maka
penyinaran daerah khusus tidak menggunakan kombinasi Baby Spot,
melainkan menggunakan sekelompok lampu jenis lampu PAR yang memiliki reflektor
dan warna sama.
I. Sifat Daerah Permainan
1) Pentas 6 daerah permaian :
Up Right (UR)
: tegang, kejam, warna merah
Up Cetre (UC) : agung, wibawa, warna biru
Up Left (UL)
: sedih, hening, warna kuning
Down Right (DR)
: romantis, warna merah muda
Down Centre(DC)
: sejuk, tenang, warna biru muda
Down Left (DL) : ceris, gairah, warna hijau muda
2) Pentas 9 daerah permainan
Up Right (UR) :
tegang, kejam, warna merah
Up Centre (UC) : agung, wibawa,
warna biru
Up Left
(UL) : sedih, hening, warna kuning
Midle Right (MR) : kosong, lemah, warna ungu
Midle Centre (MC): netral, warna kuning muda
Midle Left (ML) : kosong, lemah, warna
ungu
Down Right (DR) : romantis, warna merah muda
Down Centre (DC): sejuk, tenang, warna biru muda
Down Left (DL) : ceria, gairah, warna
hijau muda
Berdasarkan proses penyinaran dengan tembakan warna
tertentu yang dikaitkan dengan sifat dan kesan masing-masing daerah permaianan
menurut pembagian yang ada, maka dapatlah ditarik kesimpulan bahwa:
a.
Setiap bagian dari pentas dapat
diperbesar menjadisatu ruangan penuh
b.
Di sembarang daerah permaianan
dapat ditampilkan pengungkapan karakter dan emosi.
Maaf ada yang salah
BalasHapusMaaf ada yang salah
BalasHapusHarrah's Hotel and Casino Tulsa | Oklahoma Monthly
BalasHapusHarrah's Hotel and Casino Tulsa is ford escape titanium a Native American casino in Tulsa, ford escape titanium 2021 Oklahoma. It titanium mig 170 opened on June w88 4, 1946 and 1xbet is owned and operated by Harrah's